Yayasan Dwijendra Rayakan Natal dan Tahun Baru Bersama
(Baliekbis.com), Ketua Yayasan Dwijendra Dr. I Ketut Wirawan,SH,M.Hum. bersama seluruh civitas akademika, dan para mahasiswa yang beragama Kristen merayakan Natal 25 Desember 2019 dan Tahun Baru 1 Januari 2020 bersama di aula Sadhu Gocara, Senin (27/1/2020).
Dikatakan, yayasan sangat bangga dan bersyukur bisa merayakan Natal dan Tahun Baru buat mahasiswa Kristen yang ikut mengenyam pendidikan di Universitas Dwijendra. “Apalagi momen perayaan Natal dan Tahun Baru yang diselenggarakan ini hampir bertepatan dengan HUT Yayasan Dwijendra ke-67 yang jatuh pada tanggal 28 Januari 2020,” terangnya.
Perayaan Natal dan Tahun Baru buat mahasiswa yang beragama Kristen adalah untuk bisa memberikan kesempatan merayakan hari besarnya. “Kita di Universitas Dwijendra melihat bagaimana bisa tetap menjalin persaudaraan dengan umat yang berbeda, sebab itu sudah menjadi hal yang utama sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelasnya.
Selama ini masyarakat Bali memandang Universitas Dwijendra sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Agama Hindu. Namun seiring berjalannya waktu, “Universitas Dwijendra dibawah naungan Yayasan Dwijendra bisa menunjukkan pendidikan yang umum yang sangat terbuka yakni mahasiswa yang kuliah di sini tidak hanya beragama Hindu, namun berbagai agama bisa kuliah di Universitas Dwijendra,” jelasnya.
Kemudian, mahasiswa yang kuliah di Universitas Dwijendra agar sehat jasmani dan rohani sehari-harinya diajarkan ilmu spiritual agar nantinya para lulusan bisa berbuat baik dan bisa memberikan contoh yang baik buat masyarakat di manapun mereka berada. “Paling tidak para alumni Universitas Dwijendra bisa berperilaku yang baik serta tetap bisa menjaga norma dan etika dengan baik dimasyarakat,” imbuhnya.
Sementara mantan Kapolda Papua, Bigman L. Tobing yang diundang sebagai narasumber menambahkan bisa ikut merayakan Natal dan Tahun Baru di Dwijendra merupakan sebuah kebanggaan.
“Karena momen seperti ini nantinya bisa menjadi contoh buat masyarakat Indonesia bisa lebih mengenal keragaman dalam beragama. Apalagi sebagai orang Indonesia dengan budaya yang majemuk tentu harus memiliki rasa saling menghormati dan saling menghargai antarsesama,” tambahnya. (sus)